Gambar Hiasan |
Kemudian Allah telah memberikan wahyu kepada Nabi Musa “Wahai Musa, pada suatu perkampungan ada seseorang yang meninggal dunia dan dibuang di tempat pembuangan sampah. Orang itu adalah salah satu dari kekasih-Ku. Tetapi orang-orang disekelilingnya enggan untuk memandikan, mengkafani, dan mengubur beliau. Maka pergilah kamu, kemudian mandikan ia, berikan kafan dan sholatilah ia, setelah itu kuburlah ia…!!!”.
Kemudian Nabi Musa As. pun segera pergi mencari dan menemui penduduk perkampungan tersebut. Beliau bertanya kepada penduduk kampung tersebut tentang mayat seorang laki-laki yang dibuang di tempat pembuangan sampah. Mereka mengatakan bahwa telah meninggal dunia adalah seorang yang mempunyai sifat yang amat buruk.
Beliau adalah orang yang terang-terangan dalam melakukan kefasikan. Nabi Musa berkata “Dimana tempatnya ? karena sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku tentang orang tersebut.”. Para penduduk kampung pun segera mengantarkan Nabi Musa ke tempat dimana mayat orang tersebut telah dibuang.
Setelah sampai pada tempat pembuangan sampah tersebut, Nabi Musa telah melihat mayat seseorang yang telah dibuang disitu. Penduduk kampung tersebut menerangkan kepada beliau tentang keburukan akhlaq orang itu. Kemudian Nabi Musa bermunajah kepada Allah “Wahai tuhanku, Engkau telah memerintah kepadaku untuk menyolati dan menguburkannya, tetapi para penduduk telah memberi kesaksian buruk terhadapnya. Maka Engkau lebih mengetahui dari pada mereka atas kebaikan dan keburukannya !!!”.
Kemudian Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa “Wahai Musa, benar apa yang telah diceritakan para penduduk atas keburukan tentangnya. Tetapi ia telah memohon pertolongan kepada-Ku dengan tiga perkara saat menjelang kematiannya. Jikalau semua para pendosa meminta kepadaku dengan tiga perkara tersebut, niscaya aku akan memberikannya, sedangkan ia hanya meminta seorang diri. Dan Aku adalah dzat yang lebih pengasih dari semua orang yang pengasih…!!!”.
Nabi Musa pun bertanya “Wahai tuhanku, apa tiga perkara tersebut ???”. Allah pun berkata “Ketika telah dekat waktu kematiannya, ia berdo’a “Wahai tuhanku, Engkau mengetahui tentangku. Sungguh aku telah melakukan maksiat, sedangkan di dalam hatiku membenci melakukannya. Tetapi telah menyatu tiga perkara sehingga aku melakukan maksiat sedangkan hatiku membencinya, iaitu hawa nafsu, kawan yang buruk, dan iblis laknatullah dan tiga perkara ini yang menjadikan aku senang melakukan maksiat.
Wahai tuhanku, sesungguhnya Engkau mengetahui tentangku atas apa yang telah aku ucapkan, maka ampunilah aku !!!”. Kedua, ia berdoa “Wahai tuhanku, sesungguhnya Engkau mengetahui aku melakukan maksiat dan tempatku bersama orang-orang fasik. Tetapi aku senang bergaul dengan orang-orang yang sholeh, dan tempatku bersama orang-orang sholeh lebih aku sukai dari pada bersama orang-orang fasik !!!”.
Ketiga ia berdoa “Wahai tuhanku, Engkau mengetahui bahwa aku lebih suka bersama dengan orang-orang yang sholeh daripada bersama orang-orang yang fasik, sehingga jika aku bertemu dengan dua orang, seorang yang sholeh dan seorang pembual, maka aku akan mendahulukan kepentingan seorang yang sholeh daripada seorang pembual.
Wahai tuhanku, jika Engkau memaafkan dan mengampuni dosa-dosaku, maka para kekasih dan para nabi-Mu akan turut senang, sedangkan syaitan musuhku dan mush-Mu akan bersedih kerenanya. Tetapi jika engkau menyiksaku, maka syaitan beserta kawan-kawannya akan turut senang, sedangkan para nabi dan kekasih-Mu akan bersedih.
Sesungguhnya aku mengetahui bahwa kegembiraan para kekasih-Mu lebih Engkau cintai daripada kegembiraan syaitan dan kawan-kawannya, maka ampunilah aku !!!
"Ya Allah, sesungguhnya engkau mengetahui atas apa yang telah aku ucapkan, maka ampunilah aku dan kasihanilah aku”.
Kemudian Aku mengasihani dan mengampuninya karena sesungguhnya Aku adalah dzat yang penyayang dan pengasih bagi orang yang mengakui dosa-dosanya dihadapan-Ku. Dan orang ini telah mengakui dosanya, maka aku mengampuni dan mengasihaninya.
Wahai Musa, lakukan apa yang telah aku perintah kerana sesungguhnya demi menghormatinya, aku mengampuni orang yang mahu menyolati dan mengubur jenazahnya !!!”.
Kemudian Nabi Musa beserta segenap penduduk kampung memandikan, memberi kafan dan menyembahyangkan serta menguburkan jenazah orang tersebut, berharap mereka semua akan mendapat keampunan dari Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Wallahualam..